Senin, 21 April 2014

Masjid Sultan Riau

Masjid Sultan Riau

Masjid Sultan Riau atau Lebih dikenal dengan sebutan Masjid Pulau Penyengat, keberadaan masjid ini menjadi ikon sejarah penting di Kepulauan Riau. Karena masjid ini merupakan satu-satunya peninggalan Kerajaan Riau-Lingga yang masih ada. 

Masjid ini dibangun pada tahun 1844 memiliki warna kuning menyala berpadu dengan warna hijau. Ukurannya sekitar 54 x 32 meter dengan bangunan induknya 29,3 x 19,5 meter. Di sekitar masjid juga terdapat pemakaman muslim. Masjid Sultan Riau begitu megah dengan tiga belas kubah dan empat menara runcing setinggi 18,9 meter.

Aktivitas
Anda dapat melihat koleksi di dalam masjid yaitu masih tersimpan kitab suci kuno yang berjumlah 300 buah di dua lemari yang berada di sayap kanan depan masjid. Kitab-kitab kuno koleksi perpustakaan Raja Muhammad Yusuf al Ahmadi. Ada dua mushaf Al Quran tulisan tangan yang diletakkan dalam peti kaca di depan pintu masuk. Mushaf ini ditulis oleh Abdurrahman Stambul. Putera Riau asli Pulau Penyengat yang dikirim oleh Sultan untuk belajar ke Turki pada tahun 1867.

Masjid ini juga memiliki mimbar kayu jati dari Jepara. Mimbar elok khas Jepara dari Demak buatan tahun 1832. Di dekat mimbar terdapat sepiring pasir dari tanah suci Mekkah. Ada juga permadani dari Turki dan lampu kristal. Selain itu yang khas ada lampu kristal di salah satu bagian kubah masjid yang merupakan hadiah dari Kerajaan Prusia (Jerman) tahun 1860-an.

Lokasi
Masjid ini berlokasi di Pulau Penyengat, Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau (KEPRI). Perjalanan menuju Masjid Sultan Riau dapat menggunakan kapal motor dari Tanjung Pinang ke pelabuhan Pulau Penyengat sekitar 20menit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar